Pendahuluan
Literasi finansial sejak usia dini penting untuk membentuk generasi yang bijak mengelola uang. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK menunjukan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru 49,68%, sedangkan indeks inklusi keuangan sudah mencapai 85,10%. Tahun 2024 SNLIK kembali mencatat peningkatan signifikan pada kedua indeks tersebut, menandakan adanya kemajuan.
Namun, tantangan untuk memperkuat pemahaman finansial tetap besar. Karena itu, menanamkan literasi finansial sejak dini menjadi langkah strategis agar anak tumbuh lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan ekonomi.
Cara Menumbuhkan Literasi Finansial Sejak Dini
1. Ajarkan Konsep Dasar Uang
Anak perlu memahami bahwa uang tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari kerja keras. Orang tua bisa menjelaskan bahwa setiap rupiah diperoleh dari usaha. Cara sederhana adalah dengan memberi tugas kecil sesuai usia anak, lalu memberikan imbalan kecil.
2. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Banyak orang dewasa kesulitan mengelola uang karena tidak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Oleh karena itu, penting mengenal konsep ini sejak kecil. Misalnya, makanan, sekolah dan pakaian adalah kebutuhan, sedangkan mainan atau camilan adalah keinginan.
3. Berikan Uang Saku dan Ajarkan Mengelola
Memberikan uang saku bukan hanya soal jumlah, tetapi juga tentang membangun kebiasaan mengelola uang. Orang tua bisa mengajarkan anak membagi uang saku ke dlaam tiga pos: menabung, belanja, dan berbagi.
4. Tanamkan Kebiasaan Menabung
Menurut survei Media Keuangan Kemenkeu (2025), anak yang terbiasa menabung sejak kecil cenderung memiliki kebiasaan finansial lebih sehat saat dewasa. Orang tua bisa memberi anak celengan atau membuka rekening tabungan anak di bank. Dengan begitu, anak belajar menyisihkan Sebagian uang untuk tujuan tertentu.
5. Libatkan Anak dalam Keputusan Finansial Sederhana
Menurut IDN Times (2025), anak yang dilibatkan dalam perencanaan keuangan keluarga lebih cepat memahami konsep anggaran dan lebih bijak dalam menggunakan uang. Anak bisa dilibatkan dalam perencanaan keuangan sederhana, seperti membuat daftar belanja. Dengan cara ini, anak belajar bahwa uang harus diatur agar semua kebutuhan terpenuhi.
6. Beri Pengalaman Langsung
Pengalaman nyata adalah guru terbaik. Orang tua bisa mengajak anak bermain seperti “jual-beli” atau “bermain monopoli” untuk mengenalkan konsep transaksi. Biarkan anak belajar dari kesalahan kecil, misalnya kehabisan uang saku karena terlalu boros. Dari situ, anak akan memahami pentingnya perencanaan dan pengendalian diri.
Penutup
Cara menumbuhkan literasi finansial sejak dini mencakup enam langkah utama : mengenal konsep uang, membedakan kebutuhan dan keinginan, mengelola uang saku, menabung, membuat keputusan sederhana, dan memberi pengalaman langsung.
Dengan menanamkan literasi finansial sejak kecil, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, bijak, dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.













