Pendahuluan
Jadikan tulisan sebagai terapi pikiran dan emosi, karena setiap kata yang kamu tulis bisa menenangkan hati dan melegakan pikiran.
Menulis sering dianggap sulit karena butuh ide, keterampilan, dan struktur yang rapi. Namun, kenyataannya, kita bisa menjadikan tulisan sebagai terapi pikiran dan emosi.
Tanpa sadar kita sudah melakukannya setiap hari. Mulai dari mencatat status di media sosial, membuat catatan kecil, hingga mengirim teks kepada teman atau keluarga.
Semua itu adalah bagian dari menulis, meski sering kita anggap sepele.
Artinya siapa pun sebenarnya bisa menulis. Kita hanya perlu memberi kesempatan pada diri sendiri untuk melakukannnya lebih konsisten.
Menurut Baike & Wilhelm (2023, dikutip dalam Scott UGM), mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan mampu meningkatkan kesehatan emosional sekaligus fisik.
Jadi, ketika pikiranmu penuh sesak dan perasaan sulit dibagi dengan orang lain, pena dan kertas bisa jadi sahabat yang selalu siap mendengar.
Mengapa Menulis Bisa Jadi Terapi?
Dalam keseharian, kita menghadapi banyak situasi yang menimbulkan emosi bercampur seperti: cemas, marah, sedih, lelah, dan bahagia.
Namun, tidak semua perasaan bisa kita sampaikan pada orang lain.
Dengan mencatat, kamu diberi ruang aman untuk meluapkan semua perasaan itu.
Kata demi kata membantu mengurangi pikiran yang kusut, menenangkan hati, dan memberi jarak dari masalah yang kita hadapi.
Penulis menggunakan expressive writing, untuk mencurahkan isi pikirannya tanpa terhalang oleh kaidah bahasa.
Manfaat Menulis untuk Kesehatan Mental

1. Mengelola Emosi
Menulis membantu kita mengeluarkan perasaan terpendam. Dengan menuliskannya, emosi lebih teratur dan beban terasa berkurang.
2. Memperbaiki Suasana Hati
Ketika mood buruk, menulis bisa jadi acara aman untuk melampiaskan kekesalan. Setelah ditulis biasanya perasaan lebih ringan.
3. Membantu Memahami Diri Sendiri
Menulis memberi kesempatan untuk berhenti sejenak dan mengenali diri lebih dalam. Dari tulisan, kita bisa melihat pola perasaan, kebiasaan, hingga hal-hal kecil yang membuat kita bahagia.
Teknik Menulis Sebagai Terapi

1. Journaling
Luangkan 5-10 menit setiap hari untuk menulis pengalaman, ide, atau perasaanmu. Tidak perlu rapi, cukup tulis apa adanya.
2. Expressive Writing
Tuliskan pengalaman emosional dengan jurjur tanpa sensor. Abaikan tata bahasa, fokus pada isi hati.
3. Gratitude Journal
Catat hal-hal yang kamu syukuri setiap pagi atau malam.
Misalnya, “hari ini aku bersyukur bisa menghabiskan waktu dengan keluarga”. Cara sederhana ini melatih pikiran agar lebih positif.
4. Latter Writing
Tulis surat untuk diri sendiri atau orang lain. Bisa berisi permintaan maaf, ucapan terima kasih, atau sekadar curhat. Suratnya tidak harus dikirim, yang penting kamu jujur pada perasaanmu.
5. Prompt Writing
Jika bingung memulai, gunakan pertanyaan pemicu. Contohnya, “apa yang membuatku cemas minggu ini? atau “hal apa yang paling membuatku bangga hari ini?”.
Pertanyaan ini bisa jadi jalan masuk untuk bercerita.
Penutup
Menulis adalah cara sederhana untuk berbicara dengan diri sendiri.
Tidak perlu memikirkan salah ketik atau aturan bahasa. Yang penting, perasaan bisa keluar dari kepala dan berubah menjadi tulisan.
Kalau bukan kita yang mau mendengarkan diri sendiri, siapa lagi? Bisa jadi, hanya dengan selembar tulisan, kita menemukan ketenangan yang selama ini dicari.
Jadi, ayo mulai menulis!
Bukan supaya terlihat rajin, tapi karena menulis adalah bentuk perhatian dan sayang pada diri sendiri.












