Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.

Apa Perbedaan Editing dan Proofreading?

Daftar Isi

Pendahuluan

Students learning foreign language with vocabulary.

Menulis adalah proses kreatif, tetapi editing dan proofreading adalah tahapan krusial yang mengubah draf mentah menjadi mahakarya yang siap disajikan kepada publik.

Banyak penulis, terutama pemula, kerap terjebak pada euforia menyelesaikan draf pertama dan cenderung mengabaikan atau terburu-buru dalam proses ini.

Padahal, tanpa editing dan proofreading yang cermat, bahkan ide paling brilian pun bisa tenggelam dalam kesalahan tata bahasa, inkonsistensi, atau alur yang berantakan.

Mengoptimalkan kedua proses ini adalah jaminan untuk menghasilkan tulisan berkualitas prima yang tidak hanya mudah dipahami, tetapi juga meninggalkan kesan profesional dan kredibel.

Mengapa Editing dan Proofreading Begitu Penting?

Tiny woman showing grammar and punctuation errors using magnifier and man correcting them. Editing and correction job in school or college flat vector illustration. Proofreading, teaching concept

Editing dan proofreading adalah langkah sanitasi dan penataan yang penting karena:

1. Meningkatkan keterbacaan dan kejelasan

Kesalahan tata bahasa, ejaan, atau tanda baca dapat mengganggu alur baca dan membingungkan pembaca.

2. Membangun kredibilitas

Tulisan yang rapi dan bebas kesalahan mencerminkan profesionalisme dan perhatian penulis terhadap detail.

3. Menghindari kesalahpahaman

Kata yang salah eja atau tanda baca yang keliru dapat mengubah makna kalimat secara drastis, menyebabkan kesalahpahaman fatal.

4. Memperbaiki gaya dan alur

Editing bukan hanya tentang koreksi teknis, tetapi juga tentang meningkatkan gaya penulisan, memastikan koherensi antarparagraf, dan membuat alur cerita atau argumen mengalir lancar.

5. Menyelamatkan reputasi

Di era digital, tulisan yang buruk dapat dengan cepat menjadi viral karena kesalahan dan merusak reputasi penulis secara permanen.

Perbedaan Antara Editing dan Proofreading

Frustrated man feeling confused thinking

Meskipun sering digunakan secara bergantian, editing dan proofreading adalah dua tahapan yang berbeda dengan fokus yang berbeda pula:

Ini adalah proses yang lebih komprehensif dan mendalam. Fokus editing adalah pada struktur, alur, kejelasan, gaya, konsistensi (misalnya, nama karakter, setting, kronologi), pemilihan kata, dan keseluruhan argumen atau narasi.

Artiket Terkait:  Peluang dan Strategi Monetisasi bagi Penulis Modern

Editor akan melihat “gambaran besar” dari tulisan Anda. Mereka mungkin menyarankan reorganisasi bab, penghapusan bagian yang tidak relevan, pengembangan karakter, atau perbaikan hook di awal tulisan.

Ini adalah tahap terakhir dan paling detail. Fokus proofreading adalah pada kesalahan permukaan; ejaan, tanda baca, tata bahasa, kapitalisasi, format, dan typo yang terlewat.

Proofreader ibarat detektif yang mencari kesalahan-kesalahan kecil yang lolos dari mata editor.

Idealnya, proses ini dilakukan secara berurutan, selesaikan editing terlebih dahulu, kemudian baru lanjutkan ke proofreading.

Strategi Mengoptimalkan Proses Editing

1. Membuat jeda setelah menulis draf pertama

Jangan langsung mengedit setelah menyelesaikan draf pertama. Beri jeda beberapa jam, sehari, atau bahkan seminggu.

Ini akan membantu Anda melihat tulisan dengan mata segar, seolah-olah Anda adalah pembaca, bukan penulisnya.

2. Membaca tulisan dengan suara keras

Ini adalah salah satu teknik paling efektif.

Membaca tulisan Anda dengan suara keras dapat membantu Anda mengidentifikasi kalimat-kalimat yang janggal, pengulangan yang tidak perlu, atau alur yang tersendat.

3. Fokus pada satu aspek per putaran

Jangan mencoba memperbaiki semuanya sekaligus.

Bagi proses editing menjadi beberapa putaran, dengan fokus berbeda di setiap putaran:

  • Putaran 1

Struktur dan Alur: Apakah pendahuluannya menarik? Argumen mengalir logis? Setiap bab/paragraf mendukung poin utama? Ada bagian yang perlu dipindahkan atau dihapus?

  • Putaran 2

Kejelasan dan Ringkas: Apakah setiap kalimat jelas? Bisakah ada kata-kata atau frasa yang dihilangkan tanpa mengubah makna? Apakah ada jargon yang perlu dijelaskan?

  • Putaran 3

Gaya dan Nada: Apakah nada tulisan konsisten? Apakah gaya bahasa sesuai dengan audiens? Apakah ada variasi dalam struktur kalimat?

  • Putaran 4

Konsistensi: Cek konsistensi ejaan (misalnya, “freelancer” atau “Freelancer”), penggunaan singkatan, gaya penulisan (misalnya, angka dieja atau menggunakan digit), dan informasi faktual (nama, tanggal, lokasi).

Artiket Terkait:  5 Strategi Membangun Personal Branding di Era Digital

4. Menggunakan alat bantu editing

  • Google Docs, Sipebi: Alat ini dapat membantu mendeteksi kesalahan tata bahasa, ejaan, tanda baca, bahkan memberikan saran gaya dan keterbacaan. Mereka adalah tool awal yang sangat membantu.
  • Microsoft Word/Google Docs Review Features: Fitur track changes di Word atau mode suggesting di Google Docs sangat berguna untuk kolaborasi dengan editor lain dan melacak perubahan.

5. Mendapatkan editor profesional

Untuk proyek penting seperti buku atau skripsi, menyewa editor profesional adalah investasi yang sangat berharga.

Mereka memiliki mata terlatih untuk melihat hal-hal yang mungkin terlewat oleh Anda.

Strategi Mengoptimalkan Proses Proofreading

Setelah editing selesai, saatnya melakukan proofreading dengan cermat:

1. Mencetak tulisan Anda

Membaca di layar monitor bisa sangat melelahkan mata dan membuat kesalahan luput.

Mencetak tulisan dan membacanya di atas kertas sering kali membantu Anda melihat kesalahan yang tidak terlihat di layar.

2. Membaca mundur (kalimat per kalimat)

Untuk mencari kesalahan ejaan dan typo, coba baca tulisan dari belakang ke depan (kalimat terakhir ke kalimat pertama).

Ini akan mengalihkan fokus Anda dari makna dan lebih berkonsentrasi pada kata-kata individu.

3. Fokus pada satu jenis kesalahan per putaran

Mirip dengan editing, Anda bisa membagi proofreading:

  • Putaran 1: Ejaan dan typo saja.
  • Putaran 2: Tanda baca. Perhatikan penggunaan koma, titik, titik koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda kutip.
  • Putaran 3: Tata bahasa dan struktur kalimat. Cek subjek-predikat, penggunaan tense, dan kata penghubung.
  • Putaran 4: Format dan spasi. Pastikan konsistensi font, ukuran font, spasi baris, dan indentasi.

4. Menggunakan alat bantu

Meskipun tidak sempurna, alat bawaan di pengolah kata Anda atau tool seperti Google Docs bisa menangkap banyak kesalahan dasar.

Artiket Terkait:  7 Rekomendasi Buku Sejarah untuk Menyambut Kemerdekaan

Jangan hanya mengandalkannya, tetapi gunakan sebagai filter pertama.

5. Minta orang lain membacanya

Mata segar selalu lebih baik.

Mintalah teman yang teliti, anggota keluarga, atau rekan penulis untuk melakukan proofread terakhir.

Mereka mungkin menemukan kesalahan yang tidak Anda sadari karena sudah terlalu familiar dengan teks tersebut.

6. Baca dalam bentuk akhir

Jika tulisan Anda akan dipublikasikan sebagai buku digital (e-book) atau di website, coba baca ulang dalam format tersebut.

Kadang, ada kesalahan formatting yang baru terlihat di tampilan akhir.

Menjadikan Editing dan Proofreading Bagian dari Rutinitas

Mengoptimalkan proses editing dan proofreading bukanlah tentang mengandalkan software semata, melainkan tentang mengembangkan kebiasaan dan disiplin diri.

  • Sisihkan waktu khusus: Alokasikan waktu khusus untuk editing dan proofreading  dalam jadwal menulis Anda.
  • Buat checklist: Kembangkan checklist sendiri tentang hal-hal yang perlu Anda periksa dalam setiap tahapan editing dan proofreading.
  • Bersikap kritis terhadap diri sendiri: Ini bisa sulit, tetapi belajarlah untuk melihat tulisan Anda secara objektif. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini sudah yang terbaik yang bisa saya lakukan?”
  • Belajar dari kesalahan: Setiap kali Anda menemukan kesalahan, pelajari mengapa itu terjadi dan bagaimana Anda bisa menghindarinya di masa depan.

Penutup

Kualitas adalah mata uang di dunia kepenulisan.

Draf pertama adalah tempat ide-ide lahir, tetapi proses editing dan proofreading adalah tempat ide-ide itu dibentuk, diasah, dan dipoles hingga bersinar.

Dengan memisahkan kedua proses ini, menerapkan strategi yang sistematis, memanfaatkan alat bantu yang tepat, dan terutama, bersedia meluangkan waktu serta tenaga ekstra, Anda dapat menjamin bahwa setiap karya tulis yang Anda hasilkan tidak hanya mengandung gagasan yang berharga, tetapi juga disajikan dengan sempurna.

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.
Artikel Terkait