Ayu Indah Lestari
Ayu Indah Lestari
Penulis buku Meramu Rindu, Lintas Waktu, Dialektika Ruang Maya dan Sepasang (R)asa. Aktif dalam dunia literasi dan pendidikan sejak tahun 2012 serta saat ini bekerja sebagai asisten editor di Penerbit Nasmedia.

Blurb dan Sinopsis, Apa Bedanya?

Daftar Isi

Pendahuluan

Dalam dunia kepenulisan baik fiksi maupun nonfiksi, menulis naskah saja belum cukup.

Setelah penulis menyelesaikan naskah, ia masih harus menyusun ringkasan yang mampu mewakili isi bukunya secara efektif dan menarik.

Di sinilah istilah blurb dan sinopsis sering muncul.

Sayangnya, banyak penulis pemula bahkan yang sudah menerbitkan buku, masih keliru membedakan keduanya.

Memang, blurb dan sinopsis sama-sama berbentuk ringkasan.

Namun, keduanya memiliki fungsi, gaya penulisan, panjang, dan target audiens yang sangat berbeda.

Jika penulis menempatkan keduanya secara keliru, dampaknya bisa fatal: pembaca mungkin tidak tertarik, atau penerbit bisa menolak naskah hanya karena ringkasan yang tidak sesuai.

Oleh karena itu, penulis perlu memahami perbedaan keduanya agar bisa menyusun ringkasan yang tepat.

Blurb dan sinopsis ibarat dua sisi koin.

Blurb bertugas mempromosikan buku dan menggoda pembaca untuk membuka halaman pertama.

Sementara itu, sinopsis menjelaskan isi cerita secara ringkas untuk membantu editor atau kurator menilai keseluruhan isi.

Jika kamu bisa membedakan keduanya, kamu bisa menyusun keduanya secara lebih efektif dan strategis. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Apa Itu Blurb?

Blurb merupakan deskripsi singkat yang bertujuan memikat perhatian calon pembaca.

Kamu bisa menemukan blurb di bagian belakang sampul buku, di katalog buku, atau di halaman toko buku online.

Blurb berfungsi sebagai iklan mini yang merangkum daya tarik utama buku.

Penulis menggunakan blurb untuk membangun rasa penasaran.

Dengan bahasa yang padat dan emosional, blurb mampu membuat pembaca merasa tertarik hanya dalam beberapa kalimat.

Blurb biasanya menunjukkan konflik utama, tokoh menarik, atau suasana cerita tanpa membocorkan alur secara utuh.

Bahkan, dalam buku nonfiksi, blurb bisa menjelaskan manfaat praktis yang akan diperoleh pembaca.

Penulis juga sering melengkapi blurb dengan kutipan menarik, testimoni dari pembaca atau tokoh terkenal, serta pertanyaan retoris yang membangkitkan rasa ingin tahu.

Artiket Terkait:  3 Alasan Menulis Bukan Cuma Buat Penulis!

Semua itu penulis lakukan untuk mendorong calon pembaca agar segera membeli dan membaca buku.

Dalam beberapa kasus, blurb yang ditulis dengan baik bisa menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian buku—bahkan lebih kuat dari ulasan atau rating.

Selain itu, blurb mencerminkan gaya penulisan sang penulis.

Gaya bahasa dalam blurb biasanya mengikuti gaya dalam isi buku, terutama dalam genre fiksi.

Jika bukumu bergenre komedi, pastikan blurb juga menyisipkan unsur humor.

Jika buku bergenre thriller, blurb harus menyiratkan ketegangan.

Dengan begitu, pembaca bisa merasakan “suasana” buku sejak membaca blurb-nya.

Ciri-ciri Blurb:

  • Singkat (sekitar 100–200 kata)
  • Fokus pada daya tarik cerita atau manfaat buku
  • Menggunakan bahasa promosi, menggoda, dan emosional
  • Bisa mencantumkan testimoni, kutipan, atau ajakan membaca

Contoh Blurb (untuk novel fiksi):

“Bayangkan kamu bangun di pagi hari dan semua orang di sekitarmu tidak mengenalmu—termasuk keluargamu sendiri. Dalam thriller psikologis ini, Arga harus menyusun ulang ingatannya sambil mengungkap misteri yang bisa menghancurkan seluruh hidupnya…”

Apa Itu Sinopsis?

Sinopsis merupakan ringkasan lengkap yang menjelaskan alur utama, karakter penting, dan konflik inti dalam cerita.

Berbeda dari blurb yang bersifat menggoda, penulis menulis sinopsis dengan gaya netral dan informatif.

Penerbit, editor, atau kurator naskah menggunakan sinopsis untuk memahami isi buku secara menyeluruh.

Biasanya, penulis menyertakan sinopsis saat mengirimkan naskah ke penerbit.

Penulis juga mencantumkan sinopsis dalam deskripsi katalog atau platform digital.

Dalam sinopsis, penulis menjabarkan latar belakang cerita, perkembangan tokoh, konflik utama, dan kadang penyelesaiannya tergantung kepada siapa sinopsis itu ditujukan.

Dalam menyusun sinopsis, penulis harus menyampaikan informasi secara padat dan jelas.

Gaya bahasanya netral dan langsung ke inti.

Artiket Terkait:  6 Langkah Praktis Meningkatkan Literasi Digital

Penulis tidak perlu menggugah emosi pembaca, melainkan cukup menjelaskan alur agar pembaca atau editor memahami cerita secara utuh.

Bahkan dalam industri film atau serial, penulis juga menyusun sinopsis untuk menjelaskan premis cerita.

Sinopsis juga membantu pembaca yang ingin tahu lebih banyak sebelum membeli buku, terutama dalam toko buku digital.

Dalam konteks ini, sinopsis bisa mencantumkan konflik utama, nilai moral, latar tempat dan waktu, serta peran karakter penting tanpa menyampaikan semua detail.

Meskipun demikian, jika sinopsis ditujukan kepada editor atau kurator naskah, penulis disarankan menyampaikan alur secara lebih lengkap, termasuk ending-nya.

Ciri-ciri Sinopsis:

  • Panjangnya sekitar 200–500 kata atau lebih
  • Menjelaskan alur cerita utama, tokoh, konflik, dan penyelesaian
  • Menggunakan bahasa objektif, informatif, dan padat
  • Digunakan dalam kurasi, penerbitan, atau katalog pustaka

Contoh Sinopsis (untuk novel fiksi):

“Arga terbangun di sebuah rumah asing tanpa ingatan sedikit pun tentang dirinya. Ia segera menyadari bahwa keluarganya, teman-temannya, dan bahkan catatan hidupnya telah menghilang. Dalam upaya memulihkan identitasnya, Arga menemukan fakta mengejutkan yang mengarah pada konspirasi masa lalu. Novel ini menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi realitas yang dikaburkan oleh trauma dan manipulasi.”

Perbedaan Blurb dan Sinopsis

Untuk memudahkan kamu membedakan keduanya, berikut ini adalah tabel ringkasan:

Aspek Blurb Sinopsis
Tujuan Mempromosikan, menggoda pembaca Memberi gambaran isi cerita
Letak Belakang sampul, katalog, toko buku Dokumen naskah, katalog, profil buku
Gaya bahasa Emosional, persuasif, seperti teaser Informatif, objektif, ringkas
Panjang Pendek (100–200 kata) Sedang hingga panjang (200–500+ kata)
Isi cerita Cuplikan menarik tanpa spoiler Ringkasan lengkap (bisa hingga akhir)
Penggunaan Untuk pembaca umum Untuk editor, penerbit, atau reviewer
Artiket Terkait:  Fenomena Global: 70% Buku Baru Lahir dari Self-Publishing

Dengan melihat tabel ini, kamu bisa lebih mudah memutuskan kapan harus menggunakan blurb, dan kapan harus menyusun sinopsis.

Kenapa Penting Tahu Bedanya?

Menulis buku bukan hanya soal isi, tapi juga soal bagaimana kamu menyajikan dan menjual isi tersebut.

Di sinilah peran blurb dan sinopsis menjadi krusial.

Ketika kamu menulis blurb yang kuat, kamu memikat pembaca agar membeli bukumu.

Sebaliknya, saat kamu menyusun sinopsis yang jelas, kamu membantu editor atau penerbit menilai apakah naskahmu layak terbit.

Sayangnya, banyak penulis meremehkan dua bagian penting ini.

Akibatnya, naskah bagus bisa gagal terbit hanya karena sinopsisnya lemah.

Atau sebaliknya, buku bagus bisa gagal laku karena blurb-nya tidak menggugah rasa penasaran pembaca.

Jangan sampai kerja kerasmu menulis buku tidak mendapat apresiasi hanya karena bagian ringkasan tidak tepat sasaran.

Dengan mengetahui perbedaan blurb dan sinopsis, kamu juga bisa meningkatkan kemampuan presentasi karyamu secara menyeluruh.

Bayangkan jika kamu diundang pitching buku atau mengikuti lomba menulis.

Ketika kamu menyajikan blurb yang memikat dan sinopsis yang jelas, juri akan lebih mudah memahami dan tertarik pada karyamu.

Ini bukan hanya soal ringkasan, tapi soal komunikasi ide secara efektif.

Mulai sekarang, luangkan waktu untuk mempelajari dan menulis blurb serta sinopsis dengan cermat.

Pahami tujuannya, ketahui audiensnya, dan gunakan gaya bahasa yang sesuai.

Kamu sudah bekerja keras menulis isi buku, pastikan blurb dan sinopsismu juga mencerminkan kualitas tulisan itu.

Ingat, kesan pertama bisa menentukan segalanya.

Dan dalam dunia menulis, blurb dan sinopsis adalah dua pintu utama yang mempertemukan tulisanmu dengan dunia pembaca dan penerbit.

Jadi, gunakan dua pintu itu dengan baik, dan biarkan isi bukumu bersinar setelah mereka membukanya.

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Ayu Indah Lestari
Ayu Indah Lestari
Penulis buku Meramu Rindu, Lintas Waktu, Dialektika Ruang Maya dan Sepasang (R)asa. Aktif dalam dunia literasi dan pendidikan sejak tahun 2012 serta saat ini bekerja sebagai asisten editor di Penerbit Nasmedia.
Artikel Terkait