Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.

Journaling Bagi Penulis Pemula, Lakukan Hal Ini Agar Konsisten Menulis!

Daftar Isi

Pendahuluan

Penulis menjadi salah satu profesi yang menjanjikan, terlebih di era digital ini. Tidak hanya dalam bentuk buku, kini setiap penulis dapat menerbitkan karya pada berbagai media, platform online, hingga membuat konten digital. Seorang penulis memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami pembaca. Dari rangkaian kata yang membentuk karya, penulis dapat memberi informasi, memengaruhi opini publik, atau bahkan sekadar menghibur.

Profesi penulis tidak hanya membutuhkan keterampilan menulis, tetapi juga kemampuan riset dan analisis yang baik, seperti Pramoedya Ananta Toer, gaya penulisannya selalu disertai riset yang mendalam. Hal tersebut membuatnya mampu menggambarkan situasi dalam setiap karyanya dengan detail dan akurat.

Siapa yang tidak mengenalnya? Salah satu pengarang produktif dalam sejarah Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa asing, satu diantaranya berjudul Bumi Manusia yang pernah menjadi bacaan terlarang di Indonesia. Dari Pram kita belajar, seorang penulis harus mampu menyusun tulisan dengan struktur yang jelas, bahasa yang menarik, sesuai dengan target pembaca, serta melakukan dengan riset dan analisis.

Sangat banyak keuntunan menjadi seoarang penulis, baik dari segi finansial maupun pengembangan diri. Penulis yang produktif bisa mendapatkan penghasilan dari penjualan buku, artikel, atau jasa penulisan seperti content writer. Selain itu, penulis dapat bekerja dengan fleksibilitas waktu dan tempat kerja, sehingga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Keuntungan lainnya, penulis harus selalu memperbarui pengetahuannya sesuai dengan tren dan kebutuhan pasar, sehingga penulis dituntut untuk terus belajar.

Apa Manfaat Melakukan Journaling?

Salah satu kebiasaan yang sering kali penulis lakukan adalah journaling atau mencatat ide, pikiran, perasaan, atau emosi. Dengan menulis jurnal, seorang penulis dapat mengasah keterampilan menulisnya secara konsisten. Journaling juga membantu dalam mengembangkan ide-ide baru, meningkatkan kreativitas, dan melatih kedisiplinan. Selain itu, mencatat pengalaman atau pemikiran pribadi dapat menjadi sumber inspirasi untuk karya-karya mendatang.

Artiket Terkait:  5 Penerbit Buku Murah di Indonesia

Journaling dapat menjadi investsi jangka panjang bagi penulis. Catatan harian yang terdokumentasi dengan baik bisa menjadi bahan referensi di masa yang akan datang. Banyak penulis sukses yang menggunakan jurnal pribadi sebagai dasar untuk buku atau karyanya, seperti J.K Rowling, seorang penulis kebangsaan Inggris yang dikenal melalui novel yang ditulisnya, Harry Potter. Selain itu, journaling juga membantu dalam mengevaluasi perkembangan diri dan gaya penulisan dari waktu ke waktu. Dengan menjadikan journaling sebagai kebiasaan, seorang penulis dapat terus berkembang dan menghasilkan karya yang lebih berkualitas.

Bagaimana Agar Journaling Menjadi Kebiasaan?

Dengan perkembangan teknologi, peluang untuk menulis semakin luas, terutama dalam bidang digital. Era sekarang ini, sangat banyak cara untuk melakukan journaling, terlebih media atau alatnya juga tampil dengan lebih menarik. Sebagai penulis pemula, yuk ketahui beberapa hal yang dapat kamu lakukan agar journaling menjadi kebiasaan kamu!

1.       Tentukan Jurnal yang Sesuai dengan Kebutuhanmu!

Langkah pertama adalah memilih jenis jurnal yang paling cocok untukmu. Ada berbagai pilihan bisa digunakan, seperti jurnal fisik dalam bentuk buku catatan yang menarik atau jurnal digital yang bisa kamu download di gadgetmu! Selanjutnya bisa disesuaikan dengan tujuanmu, misalnya jurnal harian untuk mencatat pengalaman sehari-hari, jurnal refleksi untuk menggali perasaan, atau jurnal kreatif untuk menuangkan ide tulisan. Dengan memilih jurnal yang sesuai, kamu akan merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk menulis secara konsisten.

Selain memilih media yang tepat, penting juga untuk menentukan format penulisan yang paling nyaman. Beberapa penulis lebih menyukai menulis panjang dan mendalam, sementara yang lain lebih senang mencatat poin singkat. Jangan ragu untuk mencoba berbagai metode hingga menemukan yang paling cocok. Jika merasa bosan dengan satu jenis jurnal, kamu juga bisa mencoba kombinasi antara jurnal fisik dan digital agar lebih fleksibel dalam mencatat ide atau pengalaman kapan saja.

Artiket Terkait:  Mengenal Gerakan Literasi Nasional dan Dampaknya

2.       Buat Jadwal Rutin untuk Menulis


Salah satu tantangan terbesar dalam journaling adalah menjaga konsistensi. Oleh karena itu, menetapkan jadwal rutin sangat penting agar menulis menjadi kebiasaan. Kamu bisa memilih waktu yang paling nyaman, seperti pagi hari sebelum memulai aktivitas atau malam sebelum tidur untuk merefleksikan hari yang telah berlalu. Menuliskan beberapa kalimat setiap hari sudah cukup untuk membangun kebiasaan ini, lama-kelamaan akan terasa lebih alami dan menyenangkan.

Agar tidak merasa terbebani, mulailah dengan target kecil, misalnya menulis per hari atau satu halaman setiap minggu. Jika suatu hari kamu melewatkan jadwal, jangan langsung menyerah—cukup lanjutkan lagi keesokan harinya. Konsistensi lebih penting daripada kesempurnaan, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri. Semakin sering kamu melakukannya, semakin mudah pula journaling menjadi bagian dari rutinitasmu.

3.       Gunakan Bahasamu Sendiri


Journaling adalah ruang pribadi untuk berekspresi, jadi tidak ada aturan baku dalam memilih bahasa yang digunakan. Jangan ragu untuk menulis dengan gaya yang paling nyaman bagimu, baik itu bahasa baku, santai, atau bahkan campuran keduanya. Jika kamu merasa lebih bebas menulis dengan bahasamu atau campuran bahasa asing, lakukanlah! Yang terpenting adalah kamu merasa leluasa dalam menuangkan pikiran dan perasaanmu tanpa tekanan.

Selain itu, jangan khawatir soal tata bahasa atau ejaan yang benar. Journaling bukanlah tulisan formal yang harus sempurna, melainkan sarana untuk mengekspresikan diri dengan jujur. Jika lebih suka menulis dengan singkatan, menambahkan emoji, atau memberikan warna itu pun tidak masalah. Kebebasan dalam menggunakan bahasa akan membuat journaling terasa lebih personal dan menyenangkan, sehingga kamu lebih termotivasi untuk melakukannya setiap hari.

4.       Tulis Hal-Hal Kecil yang Berarti


Banyak orang merasa journaling harus berisi cerita besar atau pengalaman penting, padahal hal kecil sehari-hari juga layak untuk dicatat. Cobalah menulis tentang perasaanmu saat ini, momen sederhana yang membuatmu tersenyum, atau bahkan hal-hal yang membuatmu kesal. Dengan mencatat perasaan, kamu bisa lebih memahami diri sendiri dan mengelola emosi dengan lebih baik. Journaling juga dapat menjadi sarana refleksi yang membantu menemukan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi.

Artiket Terkait:  5 Langkah Mengubah Disertasi Menjadi Buku

Selain itu, menulis tentang hal kecil dapat memberikan apresiasi terhadap kehidupan. Mencatat kebahagiaan sederhana, seperti secangkir kopi di pagi hari atau percakapan menyenangkan dengan teman, akan membuatmu lebih peka terhadap momen berharga. Kebiasaan ini juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi tulisan yang lebih besar di masa depan. Jadi, jangan ragu untuk menuliskan hal sekecil apa pun yang menurutmu bermakna.

5.       Buat Journaling Menjadi Kebiasaan yang Menyenangkan


Agar journaling tidak terasa sebagai kewajiban, buatlah aktivitas ini menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kamu bisa menghias jurnal fisik dengan stiker, gambar, atau kutipan inspiratif agar terlihat lebih menarik. Jika menggunakan jurnal digital, pilihlah aplikasi yang memiliki tampilan estetik dan fitur menarik, seperti warna-warna favorit atau template khusus. Dengan menambahkan elemen kreatif, menulis jurnal akan terasa lebih seru dan menginspirasi.

Selain itu, kombinasikan journaling dengan aktivitas lain yang kamu sukai. Misalnya, menulis sambil mendengarkan musik favorit, ditemani secangkir kopi, atau dilakukan di tempat yang nyaman seperti kafe. Jika journaling terasa menyenangkan, kamu akan lebih bersemangat untuk melakukannya setiap hari. Dengan kebiasaan yang terjaga, journaling bukan hanya menjadi sarana menulis, tetapi juga bagian dari perjalanan pengembangan diri yang berharga.

Penutup

Lima hal tersebut dapat menjadi langkah awalmu sebagai penulis pemula agar konsisten menulis. “Menulis adalah bekerja untuk keabadian dan orang yang tidak menulis maka akan hilang dari peradaban,” kata Pramoedya Ananta Toer. Semoga kalimat ini dapat memotivasimu untuk selalu menulis yahh!

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.
Artikel Terkait