Ayu Indah Lestari
Ayu Indah Lestari
Penulis buku Meramu Rindu, Lintas Waktu, Dialektika Ruang Maya dan Sepasang (R)asa. Aktif dalam dunia literasi dan pendidikan sejak tahun 2012 serta saat ini bekerja sebagai asisten editor di Penerbit Nasmedia.

Rekomendasi Buku Lokal untuk Menemani ”Me Time”

Daftar Isi

Pendahuluan

Me time adalah pelarian paling ampuh dari rutinitas yang kadang bikin kepala penuh.

Saat dunia terasa riuh oleh notifikasi ponsel, tumpukan pekerjaan, atau drama harian yang tak ada habisnya.

Menyisihkan waktu untuk diri sendiri rasanya seperti menarik napas panjang di tengah kebisingan.

Dan apa teman terbaik di momen seperti itu? Buku, tentu saja.

Tapi bukan sembarang buku. Me time butuh bacaan yang ringan, menghibur, namun tetap menyentuh.

Buku-buku yang terasa seperti teman ngobrol—kadang lucu, kadang dalam, tapi selalu bikin nyaman.

Dalam artikel ini, kamu akan menemukan rekomendasi buku karya penulis Indonesia yang cocok banget untuk menemani waktu santaimu.

Yuk, ambil posisi paling nyaman, seduh kopi atau teh, dan siapkan diri menyelami 8 bacaan lokal yang pas buat me time.

1. Fiksi yang Bikin Hati Ringan dan Pikiran Melayang

Fiksi selalu jadi cara manis untuk kabur dari realitas.

Untuk me time, kita cari cerita yang tak terlalu berat, tapi tetap punya makna. Berikut beberapa novel Indonesia yang wajib kamu lirik:

1. Manusia Setengah Salmon – Raditya Dika

sumber: goodreads.com

Kalau kamu butuh hiburan yang bikin ketawa tanpa mikir keras, ini jawabannya.

Lewat kumpulan cerita kocak dan absurd, Raditya Dika membawa pembaca menyusuri berbagai kejadian lucu dan relatable dalam hidupnya.

Dari pindahan rumah sampai patah hati yang dibumbui satir dan kelucuan khas Dika.

Buku ini cocok banget buat me time karena kamu bisa baca satu bab, tertawa puas, dan lanjut kapan saja tanpa harus mengingat alur.

Ideal untuk kamu yang ingin hiburan ringan di tengah hari sibuk.

2. Laut Bercerita – Leila S. Chudori

sumber: goodreads.com

Butuh sesuatu yang lebih menyentuh hati? Laut Bercerita adalah kisah tentang aktivisme, kehilangan, dan perjuangan melawan ketidakadilan.

Ditulis dengan gaya naratif yang emosional namun tetap mengalir, buku ini menggambarkan sisi kemanusiaan dalam masa kelam sejarah Indonesia.

Artiket Terkait:  Kenali 3 Jenis Penerbitan Buku di Indonesia

Meskipun temanya serius, gaya tulis Leila membuatnya tetap nyaman dibaca.

Cocok untuk kamu yang ingin me time dengan cerita yang dalam dan menggugah empati.

2. Nonfiksi yang Menginspirasi Tanpa Menggurui

Nonfiksi tak harus membosankan.

Untuk me time, pilih yang ringan, penuh wawasan, dan terasa seperti ngobrol sama teman.

Dua buku berikut adalah bukti bahwa nonfiksi Indonesia bisa bikin kamu terpikat:

1. Filosofi Teras – Henry Manampiring

sumber: goodreads.com

Capek mental dan ingin hidup lebih tenang? Buku ini menyajikan filsafat Stoisisme dalam bahasa sehari-hari yang ringan dan aplikatif.

Henry memecah konsep-konsep klasik jadi mudah dipahami dan dikaitkan dengan kehidupan modern yang penuh distraksi.

Untuk me time, Filosofi Teras seperti teman bijak yang tidak menggurui.

Baca satu-dua bab saja sudah cukup bikin kamu lebih rileks dan sadar bahwa banyak hal tak perlu dibawa stres.

2. The Naked Traveler – Trinity

sumber: goodreads.com

Ingin me time tapi rindu liburan? Trinity membawamu berkeliling dunia lewat cerita-cerita jenaka dan seru dari perjalanannya.

Dari pengalaman lucu di bandara sampai kejadian konyol saat backpacking, semuanya ditulis dengan gaya santai dan menggelitik.

Setiap bab bisa kamu nikmati sambil tiduran atau duduk di balkon.

Bacaan ini cocok untuk mengisi waktu santai dengan tawa dan inspirasi.

3. Novel Grafis dan Cerita Pendek untuk Jiwa yang Lelah

Kadang, me time tak butuh buku tebal yang bikin mata lelah.

Novel grafis atau kumpulan cerita pendek bisa jadi pilihan sempurna untuk santai sambil tetap terhibur. Dua rekomendasi berikut wajib masuk daftar:

1. Si Juki: Cari Kerja! – Faza Meonk

sumber: goodreads.com

Kalau kamu sedang ingin hiburan visual yang ringan, komik ini jawabannya.

Si Juki, karakter ikonik yang nyeleneh dan kocak, kali ini terjebak dalam pencarian kerja yang penuh tantangan dan kekonyolan.

Artiket Terkait:  Atasi Burnout Menulis! Ini Cara Efektif Mengembalikan Semangat!

Dengan gaya bercerita yang jenaka dan ilustrasi penuh warna, Faza Meonk menyajikan petualangan Juki yang tak hanya menghibur tapi juga menyentil realitas anak muda yang sedang mencari pekerjaan.

Komik ini cocok banget untuk me time karena visualnya menyegarkan, ceritanya tidak berat, dan kamu bisa membaca kapan saja tanpa merasa terbebani.

Ideal untuk kamu yang ingin rehat sejenak dan tertawa ringan di sela aktivitas

2. Ketika Mas Gagah Pergi – Helvy Tiana Rosa

sumber: goodreads.com

Kumpulan cerita pendek ini menyentuh berbagai tema kehidupan dengan bahasa yang lembut dan emosional.

Cerita-ceritanya singkat tapi mengandung makna mendalam—tentang cinta, keluarga, dan pencarian jati diri.

Buku ini cocok dibaca saat kamu ingin tenang sejenak dan merenung.

Me time terasa lebih bermakna dengan bacaan seperti ini.

4. Romansa Lokal yang Bikin Hati Meleleh

Cinta selalu jadi tema yang pas untuk me time, apalagi kalau ceritanya manis dan dekat dengan keseharian.

Dua novel romansa lokal berikut wajib kamu baca:

1. Geez & Ann – Rintik Sedu

sumber: goodreads.com

Kalau kamu sedang ingin nostalgia masa SMA dan cinta pertama, novel ini wajib kamu baca.

Kisahnya sederhana, tapi manis dan penuh emosi.

Bahasa yang digunakan Rintik Sedu mengalir, membuat kamu merasa sedang membaca curhat sahabat sendiri.

Buku ini pas untuk malam-malam santai saat kamu ingin kembali mengingat rasa deg-degan jatuh cinta pertama kali.

2. Critical Eleven – Ika Natassa

sumber: goodreads.com

Romansa dewasa yang penuh konflik emosional dan refleksi hidup.

Ale dan Anya bukan sekadar tokoh dalam cerita cinta, mereka terasa nyata dengan semua kerumitannya.

Dialognya tajam, narasinya elegan, dan emosinya kuat tapi tetap hangat.

Cocok untuk kamu yang ingin mengisi me time dengan bacaan yang menggugah perasaan, tanpa kehilangan kehangatan kisah cinta.

Artiket Terkait:  Peran Literasi dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Tips Memilih Buku untuk Me Time

Dengan banyaknya pilihan, bagaimana cara menemukan buku yang tepat untuk me time?

Pertama, kenali mood-mu. Ingin ketawa? Pilih Manusia Setengah Salmon atau Si Juki.

Butuh inspirasi? Filosofi Teras atau The Naked Traveler adalah jawabannya. Ingin cerita cinta yang manis? Geez & Ann atau Critical Eleven tak akan mengecewakan.

Kedua, pilih buku yang tak terlalu tebal—sekitar 200-300 halaman ideal untuk sesi santai.

Terakhir, ciptakan suasana nyaman: lampu temaram, camilan, dan selimut. Buku yang bagus akan terasa lebih nikmat dengan vibe yang pas!

Penutup

Me time bukan soal menyendiri, tapi soal memberi ruang bagi diri sendiri untuk pulih dan bernapas.

Dan buku-buku lokal ini bisa jadi sahabat terbaik di momen-momen itu.

Mulai dari yang lucu, menyentuh, inspiratif, hingga penuh cinta—semuanya punya cara sendiri untuk membuatmu merasa lebih baik.

Lebih dari sekadar hiburan, membaca di waktu santai bisa menjadi bentuk self-care yang berdampak besar.

Ketika kamu membaca, kamu memperlambat waktu, menenangkan pikiran, dan memberi kesempatan pada dirimu untuk memaknai hidup dengan lebih dalam.

Buku membantu kita mengenali emosi yang kadang sulit dijelaskan, sekaligus mengingatkan bahwa kita tidak sendiri dalam perjalanan ini.

Apalagi, karya-karya penulis Indonesia semakin kaya—baik dari segi tema, sudut pandang, maupun cara penyampaian.

Membaca buku lokal bukan hanya soal menikmati cerita, tapi juga menghargai suara-suara dari tanah sendiri yang kadang terlalu cepat kita lewatkan.

Jadi, buku mana yang paling menarik perhatianmu? Apa pun pilihanmu, pastikan kamu menikmatinya dengan hati yang tenang.

Karena kadang, satu buku di waktu santai bisa memberi lebih banyak arti daripada seratus scroll di media sosial.

Selamat membaca, selamat menikmati me time!

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Ayu Indah Lestari
Ayu Indah Lestari
Penulis buku Meramu Rindu, Lintas Waktu, Dialektika Ruang Maya dan Sepasang (R)asa. Aktif dalam dunia literasi dan pendidikan sejak tahun 2012 serta saat ini bekerja sebagai asisten editor di Penerbit Nasmedia.
Artikel Terkait