Dalam komunikasi / percakapan kita pasti sering menjumpai keselapahaman baik dalam hubungan pribadi maupun hubungan public. Menurut kamus, arti “Kesalapahaman” adalah menafsirkan atau salah memahami makna. Fenomena ini juga sering terjadi Ketika seseorang berbicara. Kesalapahaman bisa terjadi karena beberapa alasan bisa karena pengucapan, Bahasa tubuh, kosa kata yang tidak akurat, nada suara dan kebiasaan percakapan yang buruk serta sikap terhadap prasangka. Kesalapahaman yang dibiarkan terus terpendam akan dampak menghancurkan suatu hubungan. Dan tentunya kita semua pasti pernah merasakan yang namanya kesalapahaman atau pernah merasa apakah yang saya ucapakan dapat dipahami oleh orang lain?
Kesalapahaman adalah hal yang tidak dapat dihindari dan umum terjadi dalam percakapan kapan saja dan dimana saja. Namun, jika kita bisa memahaminya kita bisa belajar untuk meminimalisirnya. Luka karena pedang masih bisa diobati. Namun, luka karena perkataan mau kemana obat dicari. Ada banyak orang yang sakit hati karna perkataan, semoga tips ini dapat menjadi obatnya
Kesan Pertama Yang Berharga
Dalam Teori komunikasi, metode untuk melakukan komunikasi tergantung siapa target audiensnya/ pendengarnya. Seperti mahasiswa, Pejabat, pasangan kita, kepada atasan di kantor dan lainnya. Namun, ada satu hal yang sama untuk semua bidang yaitu prinsip kesan pertama. Beberapa orang berpendapat bahwa kesan pertama tidak cukup untuk menentukan berhasil atau tidaknya percakapan, menurut mereka hanya sebatas memperkirakan dan menilai seseorang. Apakah betul seperti itu?
Ada banyak Teknik atau metode dalam berkomunikasi. Namun kesan pertama selalu menjadi tema utama dari setiap buku mengenai percakapan. Artinya jika kita mengabaikan kesan pertama sebagus apapun keterampilan berbicara dan gaya persusasif kita semua akan sia-sia. Jika kesan pertama gagal, percakapan yang lancar dan ramah akan sulit terjalin dengan orang lain. Mengapa kesan pertama berdampak besar dalam komunikasi?
Hal ini sejalan dengan yang diingkuapkan Pisikolog Amerika Gordon Allport yang mengungkapkan tentamg “ Teori keberibadian” bahwa orang dengan mudah membuat penilaian tanpa banyak usaha. Ini adalah “efek fikir” (Cognitive Miser) Artinya tidak peduli dengan siapa kita berbicara orang dengan mudah menyimpulkan suka atau tidak suka dengan orang tersebut berdasarkan kesan pertama mereka.
Hal ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari misalnya saat setelah bertengkar dengan pasangan dan berniat ingin meminta maaf, maka kita perlu menunjukan kesan pertama yang tulus agar percakapan dapat berjalan lancar dan terjadi rekonsiliasi. Maka dari itu berikanlah kesan pertama yang baik dan kita bisa memiliki ruang untuk saling mencocokkan frekuensi.
Pemilihan Kosakata
Dalam percakapan sehari-hari bukan hanya pemilihan kosakata yang tidak tepat tetapi juga masalah kekurangan kosakata. Terkadang dalam percakapan kita luput memperhatikan kata-kata yang kita keluarkan malah membuat orang semakin bingung dan kesulitan dalam memahami apa yang kita katakan. Padahal tujuan dari komunikasi adalah untuk membuat lawan bicara kita memahami pesan yang ingin kita sampaikan. Gunakanlah Bahasa yang sederhana dan mudah di pahami , alih-alih mengunakan Bahasa yang gaul dan berlebihan hal tersebut bisa menjadi boomerang untuk diri sendiri.
Tidak Malu Untuk Meminta Maaf
Kita sering salah bicara dalam sehari-hari atau ditempat kerja yang membuat kesalapahaman tercipta antar teman dan menciptakan luka dihati. Apa yang menyebabkan kesalahan berbicara? Orang yang melakukan kesalahan biasanya tidak dapat berpikir karena memiliki keperibadian yang tergesa gesa. Hal lain yang juga sering menjadi penyebab adalah mereka berbicara dengan tidak baik atau tidak mengerti apa yang orang lain katakana. Kita harusnya berhati-hati dalam berbicara sesuaikan waktu dan tempatnya. Namun, hampir semua orang pernah melakukan kesalahan dalam pengucapan. Lalu apa yang harus kita lakukan?
“Yang kukatakan sudah betul….?”
“Harus bagaimna lagi….?”
“Wajar jika aku salah bicara…?
Tak perlu berfikir seperti itu hal itu hanya akan memperpanjang maslah dan tak pernah berakhir baik dan hanya memperdalam konflik. Tak perlu malu meminta maaf, untuk mencegah kesalapahamn berikutnya berani lah untuk mengucap maaf. Hal tersebut dapat meminimalisirkan kerugian atas kesalahan yang dilakukan
Efek Mendengarkan
Pasti kita sudah tidak asing dengan ungkapan jika ingin menjadi pembicara yang baik maka harus menjadi pendengar yang baik. Saya sangat sepakat dengan hal tersebut sebab jika kita mendengarkan dengan seksama maka ketika tiba giliran kita akan lebih paham dan lihai dalam berbicara.
Jika kita tidak mampu menjadi pendengar yang baik sudah pasti percakapan yang dihasilkan akan kacau dan terjadi kesalapahaman dan membuat komunikasi dengan lawan bicara menjadi tidak efektif. Namun, sebalikanya jika kita mendengarkan dengan baik apa yang orang lain katakan kita bisa dengan mudah menyaring dan menanggapai yang dikatakan.
Kita tidak boleh passif dan tetap menjaga telinga agar tetap terbuka untuk mendengar apa yang orang lain katakan, sebab mendengarkan memanglah tidak mudah. Hal yang dapat dilakukan agar bersikap pro aktif adalah Membenamkan diri atau focus untuk memahami tidak hanya yang dikatakan saja tetapi juga pisikologi dan niat dibaliknya, mencoba berada di posisi orang lain, penerimaan, jangan menilai pendapat orang lain dengan prasangka tetapi terimalah apa adanya. Dan terakhir cobalah untuk memahami perasaan dan pisikologi orang lain, kemudian ajukan pertanyaan untuk memastikan kita memahaminya secara menyeluruh.
Dengan demikian kita dapat mendengarkan lalu mengungkapkan hal dalam komunikasi secra efektif. Semakin kita mendengarkan semakin kecil kemungkinan kita salah dalam memahami percakapan dengan orang lain.