Dalam konstelasi ilmu pengetahuan sains dan sosial, mayoritas mengakui bahwa filsafat positivisme merupakan paradigma penelitian kuantitatif yang sangat berpengaruh bagi dunia akademik. Gagasan positivisme dianggap sebagai DNA dari paradigma penelitian kuantitatif. Filsafat positivistik diketahui, identik dengan tradisi pemikiran filsuf Prancis dan Inggris seperti David Hume, John Locke, Berkeley, dan lain sebagainya. Gagasan para filsuf tersebut menekankan “pengalaman” empiris sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme.1 Istilah positivistik digunakan pertama kali oleh Saint Simon, dimana positivistik berakar pada paham empirisme.
Halaman | Penerbit |
x + 205 hlm | PT. Nas Media Indonesia |
ISBN | E-ISBN |
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX | XXXXXXXXXXXXXXXXXXX |
Ukuran | Bahasa |
15,5 x 23 cm | Indonesia |