Pendahuluan
Apa saja strategi menulis buku yang menarik dan layak terbit?
Menulis buku bukan sekadar aktivitas menulis panjang, melainkan sebuah proses yang membutuhkan strategi. Tanpa strategi, naskah bisa saja selesai, tetapi belum tentu menarik, apalagi layak terbit.
Di sisi lain, ada kabar baik: siapa pun bisa menulis buku. Tidak harus menjadi profesor, sastrawan, atau tokoh terkenal. Yang terpenting adalah kamu tahu bagaimana strategi menulis buku dengan terarah, mengalir, dan sesuai kebutuhan pembaca.
Artikel ini akan membahas 7 Strategi Menulis Buku yang Menarik dan Layak Terbit yang wajib kamu tahu.
Strategi Menulis Buku yang Menarik dan Layak Terbit

1. Tentukan Tujuan Menulis
Setiap buku yang diterbitkan selalu berawal dari tujuan yang jelas. Apakah kamu ingin menulis buku untuk berbagi ilmu, menginspirasi, atau sekadar dokumentasi pengalaman hidup?
Menentukan tujuan akan membantu kamu mengarahkan isi buku agar tidak melebar ke mana-mana. Misalnya:
- Jika tujuan kamu adalah buku akademik, maka fokuslah pada kejelasan, data, dan sistematika.
- Jika tujuannya buku motivasi, maka perkuat pada kisah inspiratif, pengalaman nyata, dan bahasa yang menggugah.
- Jika tujuan kamu menulis untuk karya sastra, pastikan gaya bahasa, diksi, dan alur ceritanya kuat.
Dengan menetapkan tujuan sejak awal, kamu akan lebih mudah menemukan pembaca serta menentukan gaya penulisan yang sesuai.
2. Riset Sebelum Menulis
Riset adalah kunci agar buku kamu memiliki nilai lebih dibandingkan tulisan biasa. Banyak penulis pemula terburu-buru menulis tanpa melakukan riset, sehingga isi buku menjadi dangkal dan terkesan asal-asalan.
Lakukan riset sesuai dengan jenis buku yang kamu tulis. Untuk buku nonfiksi: kumpulkan data, fakta, jurnal, wawancara, dan literatur terpercaya. Buku Fiksi: meskipun imajinatif, kamu tetap butuh riset. Misalnya jika tokoh yang kamu gambarkan adalah seorang dokter, lakukan riset tentang dunia medis agar tidak terkesan asal-asalan.
Riset tidak hanya memperkaya isi, tetapi juga meningkatkan kredibilitas buku kamu. Pembaca dan penerbit akan lebih percaya pada buku yang ditulis berdasarkan referensi valid.
3. Buat Outline
Outline atau kerangka buku berfungsi sebagai peta perjalanan yang membimbing kamu dari awal hingga akhir.
Buku Fiksi biasanya berbentuk narasi imajinatif, sehingga outline berfokus pada alur cerita, karakter, dan konflik. Sementara buku nonfiksi berorientasi pada data, informasi, dan argumentasi. Outline buku nonfiksi lebih sistematis.
Dengan outline, kamu tidak mudah kehilangan fokus, sehingga tulisan lebih terstruktur, rapi, dan mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu, outline juga memudahkan penerbit untuk menilai kelayakan buku sejak awal.
4. Gunakan Gaya Bahasa yang Mengalir
Gaya bahasa adalah identitas seorang penulis. Buku yang layak terbit bukan hanya berisi ide brilian, tetapi juga harus nyaman dibaca. Banyak penulis jatuh pada kesalahan menggunakan bahasa kaku dan membosankan. Tips agar tulisan lebih mengalir:
- Gunakan kalimat efektif, jangan terlalu bertele-tele.
- Sisipkan contoh, ilustrasi, atau kisah nyata.
- Gunakan bahasa yang sesuai dengan target pembaca (akademis, populer, atau sastra).
- Variasikan panjang kalimat untuk menghindari kalimat monoton.
5. Lakukan Self-Editing
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah self-editing. Langkah-langkah self-editing:
- Baca ulang tulisan
- Periksa konsistensi gaya bahasa, ejaan, dan struktur kalimat.
- Hilangkan pengulangan kalimat yang tidak perlu.
- Minta orang lain membaca naskah kamu untuk memberi masukan.
6. Pahami Tren Pasar
Buku yang layak terbit bukan hanya bagus secara isi, tetapi juga punya potensi pasar. Penerbit tentu mempertimbangkan apakah buku tersebut akan laku atau tidak. Beberapa cara memahami tren pasar:
- Lihat buku terlaris di toko buku online maupun offline.
- Amati tren diskusi di media sosial atau forum literasi.
- Pelajari kebutuhan pembaca (misalnya buku parenting, motivasi, sastra, atau religi).
Namun, penting diingat: jangan sekadar ikut tren. Tetap berikan keunikan dan nilai tambah agar buku kamu berbeda dari yang lain.
7. Pilih Penerbit yang Tepat
Setelah naskah selesai, langkah selanjutnya adalah memilih penerbit. Ada tiga pilihan utama:
- Penerbit Mayor – jangkauan luas, distribusi besar, tetapi seleksi sangat ketat.
- Penerbit Indie – lebih terbuka menerima penulis baru, biaya bisa ditanggung penulis, tetapi promosi terbatas.
- Self-Publishing– penulis mengurus semua proses penerbitan, cocok untuk yang ingin kontrol penuh.
Strategi terbaik adalah menyesuaikan dengan tujuan kamu. Jika ingin nama besar, cobalah penerbit mayor. Jika ingin lebih cepat terbit, penerbit indie atau self-publishing bisa jadi solusi.
Penutup
Menulis buku yang menarik dan layak terbit adalah perpaduan antara ide, riset, strategi, keterampilan, dan ketekunan. Dengan menerapkan 7 strategi di atas—mulai dari menentukan tujuan, riset, membuat outline, menggunakan bahasa menarik, melakukan self-editing, memahami pasar, hingga memilih penerbit, kamu punya peluang besar menghasilkan karya berkualitas.
Ingat, buku bukan sekadar tumpukan kata, tetapi warisan yang bisa memberi dampak jangka panjang bagi pembaca. Jadi, mulailah menulis dengan strategi, dan wujudkan impian kamu menjadi penulis yang bukunya tidak hanya diterbitkan, tetapi juga dikenang.













