Nurni Amalia
Nurni Amalia
Mahasiswa aktif jurusan sastra inggris dengan minat mendalam terhadap membaca, penulisan dan dunia literasi.

Rahasia Membuat Dialog yang Terasa Nyata

Daftar Isi

Pendahuluan

Rahasia membuat dialog yang terasa nyata selalu dimulai dari suara yang hidup di kepala penulis. Dialog yang terasa nyata mampu membuat pembaca seolah mendengar langsung suara tokoh. Ia bisa menyingkap kepribadian, mengungkap konflik, bahkan menyampaikan emosi tanpa harus penjelasan panjang lebar. Inilah seni menulis dialog “sederhana di permukaan, tetapi kompleks di dalamnya.”

Rahasia Membuat Dialog yang Terasa Nyata

1.     Memahami Suara Karakter

Dialog yang nyata selalu lahir dari pemahaman mendalam terhadap karakter. Setiap tokoh harus memiliki suara unik yang membedakannya dari tokoh lain. Latar belakang, pendidikan, pekerjaan, hingga kebiasaan sehari-hari akan memengaruhi cara mereka berbicara. Seperti :

  • Tokoh dengan latar akademis mungkin berbicara dengan kalimat panjang dan formal.
  • Tokoh remaja cenderung menggunakan bahasa gaul, singkat dan ekspresif.
  • Tokoh yang pemalu akan lebih banyak menggunakan jeda, gumaman atau kalimat pendek.

Degan memahami suara karakter, penulis bisa menciptakan dialog yang konsisten dan autentik.

2.     Hindari Penjelasan Berlebihan

Kesalahan umum dalam menulis dialog adalah menjadikannya sebagai sarana eksposisi. Dialog yang terasa nyata tidak perlu menjelaskan semua hal secara gamblang.

Contoh yang kurang efektif:

Aku lapar sekali karena tadi pagi aku tidak sempat sarapan, lalu aku juga tidak makan siang karena rapat panjang, jadi sekarang aku benar-benar ingin makan.”

Contoh yang lebih nyata:

“Aku lapar banget. Dari pagi belum sempat makan.”

Dialog yang ringkas lebih alami, sekaligus memberi ruang bagi pembaca untuk menafsirkan.

3.     Gunakan Sub teks untuk Menghidupkan Percakapan

Dialog yang kuat tidak selalu mengungkapkan maksud secara langsung. Justru, sering kali tokoh berbicara dengan sub teks—apa yang mereka maksud berbeda dengan apa yang mereka ucapkan.

Artiket Terkait:  Menulis Buku Fiksi Atau NonFiksi : Lebih Susah yang Mana

Misalnya, seorang tokoh berkata:

Kamu pulang cepat hari ini.”

Kalimat sederhana ini bisa bermakna kagum, curiga, atau bahkan sindiran, tergantung konteks cerita. Sub teks membuat dialog lebih kaya dan terasa nyata, karena begitulah manusia berbicara di kehidupan sehari-hari.

4.     Perhatikan Irama dan Jeda

Dialog yang terasa nyata memiliki irama. Tidak semua kalimat harus panjang atau pendek. Variasi ritme membuat percakapan lebih hidup. Tambahkan jeda dengan tanda elipsis (….) atau sisipan aksi kecil untuk memberi napas pada percakapan.

Contoh:

Aku…aku nggak tahu harus bilang apa.”

Ia menunduk, memainkan ujung bajunya.

Tapi aku benar-benar minta maaf.”

5.     Sisipkan Aksi dalam Percakapan

Dialog yang hanya berupa kata-kata bisa terasa datar. Untuk membuatnya nyata, sisipkan aksi kecil yang dilakukan tokoh saat berbicara.

Contoh:

Aku nggak setuju,” katanya sambil mengetuk meja dengan jari.

Aksi sederhana ini memberi dimensi tambahan sehingga pembaca tidak hanya mendengar suara, tetapi juga melihat gerakan.

6.     Gunakan Bahasa Sehari-hari

Dialog yang terasa nyata harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks sosial tokoh. Jangan memaksa tokoh berbicara dengan bahasa yang terlalu baku jika latar tidak mendukung.

Namun, hindari juga menuliskan dialog persis seperti percakapan sehari-hari yang penuh pengulangan “eh”, “anu”, atau “hmm”. Pilih kata yang relevan, ringkas, tetapi tetap alami.

7.     Bangun Konflik Lewat Dialog

Dialog bukan hanya sarana komunikasi, tetapi juga alat untuk membangun konflik. Percakapan yang terasa nyata sering kali memuat ketegangan, perbedaan pendapat, atau emosi yang terpendam.

Contoh:

Kamu nggak pernah benar-benar mendengarkanku.”

“Aku selalu mendengarkanmu. Kamu saja yang terlalu sibuk menyalahkan.”

Dialog seperti ini tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memperlihatkan dinamika hubungan antar tokoh.

Artiket Terkait:  Kenapa 80% Penulis Pemula Salah Pilih Penerbit? Ketahui Penyebabnya!

8.     Latih dengan Membaca Keras

Salah satu rahasia membuat dialog terasa nyata adalah membaca ulang dengan suara keras. Jika terdengar kaku, berarti dialog perlu diperbaiki. Dialog yang baik harus mengalir alami, seolah bisa diucapkan oleh manusia nyata.

Penutup

Rahasia membuat dialog yang terasa nyata terletak pada pemahaman karakter, penggunaan bahasa yang sesuai, serta kemampuan menghadirkan sub teks, irama, dan konflik. Dialog yang kuat tidak hanya menyampaikan kata-kata, tetapi juga menghidupkan tokoh, membangun emosi, dan menggerakkan cerita.

Dengan melatih keterampilan ini, penulis bisa menciptakan percakapan yang tidak hanya terdengar di atas kertas, tetapi juga bergema di hati pembaca.

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Nurni Amalia
Nurni Amalia
Mahasiswa aktif jurusan sastra inggris dengan minat mendalam terhadap membaca, penulisan dan dunia literasi.
Artikel Terkait