Cahaya
Cahaya
Merupakan lulusan sarjana ilmu komunikasi Universitas Muslim Indonesia, Bekerja sebagai CS Konsultan di Penerbit Nasmedia. Jatuh cinta dengan dunia literasi dan dunia...

Tertarik Membuat Tesis atau Disertasi Menjadi Buku? Perhatikan Beberapa Hal Berikut Ini

Daftar Isi

Sebelum dinyatakan lulus, tiap jenjang pendidikan memiliki ujian yang berbeda untuk menguji pengetahuan dan pemahaman mahasiswa selama masa pembelajaran mereka. Jika mahasiswa jenjang S1 (Sarjana) memiliki tugas akhir berupa skripsi yang mengharuskan mereka melakukan menuliskan sebuah karya ilmiah yang bersifat terstruktur. Sedangkan untuk Mahasiswa jenjang S2 (Magister) dan jenjang S3 (Doktor) memiliki tugas akhir yang berbeda yaitu berupa tesis dan disertasi. Tapi, apa sih itu tesis dan disertasi? Apa perbedaan keduanya dengan skripsi dan apa bisa diterbitkan menjadi sebuah buku?

Tesis Vs Disertasi

1. Tesis

Tesis adalah tugas akhir untuk menerima gelar Magister. Tesis sendiri memiliki tingkat lebih tinggi dari skirpsi. Penulisan tesis akan lebih kompleks dan mendalam, serta konsep yang diangkat akan lebih kuat dan lebih sulit. Selain itu, tesis akan menghasilkan sebuah gagasan baru atau menggembangkan sebuah gagasan dan membuat mahasiswa menjadi komunikator utama yang memajukan pemahaman baru yang bersifat kolektif dalam bidang ilmu yang mereka tekuni.

2. Disertasi

Lalu di tingkat berikutnya yaitu S3 (Doktor) memiliki tugas akhir yang bernama disertasi yang di mana mereka di haruskan membuat kontribusi orisinal yang memiliki pengaruh dalam bidang studi mereka.

Diperlukan sebuah penelitian yang mendalam hingga akhirnya dapat menciptakan sebuah analisis atau bahkan teori baru yang dapat membantu memberi arah baru dalam pemahaman ilmiah. Sehingga, tugas akhir ini bukan hanya berakhir menjadi tugas biasa yang dikumpulkan dan selesai, namun juga menjadi subsidi pada bidang literatur akademik dan memajukan ilmu pengetahuan.

Dua jenjang pendidikan di atas adalah lanjutan dari S1, akan tetapi tidak semua universitas di Indonesia membuka jenjang tersebut. Ada beberapa universitas di Indonesia yang memiliki beragam jurusan untuk jenjang S2 atau Magister dan S3 atau Doktor seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB) dan lain sebagainya.

Mau tesis atau disertasi akan menghasilkan sebuah analisis yang diharapkan dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah yang akan membantu penelitian-penelitian lainnya. Berbeda dengan skripsi yang hanya berfokus pada pemahaman dan penggarapan konsep-konsep akademis suatu projek. Tesis dan disertasi pada dasarnya berisi sebuah pengembangan baru atau bahkan sebuah teori baru yang jarang atau tidak pernah ada sebelumnya.

Artiket Terkait:  Mau KTI Kamu jadi Income? Hubungi Nasmedia Sekarang!

Karena alasan-alasan di ataslah yang membuat tesis atau disertasi dapat diterbitkan menjadi sebuah buku. Tapi apakah memang perlu? Bukankah tesis atau disertasi telah menjadi jurnal ilmiah yang dipublish di nasional bahkan internasional?

Ada beberapa keunggulan saat tesis atau disertasi diterbitkan menjadi buku seperti:

  • Memperluas jangkauan pembaca agar dapat dibaca masyarakat umum.
  • Dapat memberikan pengaruh lebih banyak lagi sebab lebih mudah untuk mendapatkan akses
  • Menambah pengembangan dalam bidang akademik seperti pengembangan karir dosen
  • Mendapatkan royalti yang dapat menjadi sumber tambahan pada finansial
  • Dan juga dapat membuktikan spesialisasi pada bidang yang ditekuni

Keunggulan-keunggulan di atas hanya beberapa saja tapi sudah bisa menjadi dasar seseorang untuk menerbitkan tesis atau disertasi mereka menjadi sebuah buku. Namun, sebelum menerbitkan tesis atau disertasi yang dimiliki, ada beberapa hal yang harus di perhatikan.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menerbitkan Tesis atau Disertasi Menjadi Buku

Tesis ataupun disertasi ditulis dengan kerangka dan struktur yang berbeda dengan penulisan buku sehingga saat ingin mengubah tesis atau disertasi menjadi sebuah karya tulisan lain seperti buku, dibutuhkan pengubahan serta revisi dalam beberapa bagian agar dapat dipublikasikan menjadi sebuah buku yang dapat di baca oleh segala kalangan. Di bawah ini adalah beberapa hal yang harus di ubah atau disesuaikan saat akan mengubah tesis atau disertasi menjadi buku:

1. Mengubah dan Menyusun Struktur Serta Kerangka Tulis

Dalam penulisan tesis dan disertasi, struktur atau kerangka yang dimiliki berbeda dengan struktur pada penulisan buku. Dimana susunannya berbentuk seperti artikel yang berisi introduction, method, result dan discussion. Sedangkan, susunan dalam buku berupa bab-bab yang dapat berjumlah puluhan.

Beberapa bagian dalam memiliki potensi untuk lebih dikembangkan agar dapat diubah menjadi beberapa bab seperti result dan discussion. Dua bagian itu dapat dikembangkan lagi karena bisa dikatakan sebagai inti dari buku tersebut.

Pengubahan dan penyesuaian struktur serta kerangka buku bertujuan untuk membuat buku lebih dapat dibaca oleh masyarakat karena bahasa dan susunannya lebih sederhana dari penulisan karya ilmiah seperti tesis atau disertasi.

Artiket Terkait:  Penerbit Terbaik untuk Dosen: Siapa Jadi Pilihan Utama?

2. Mengubah Tata Bahasa

Dalam penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis ataupun disertasi seringnya menggunakan bahasa baku dan kata-kata yang bersifat ilmiah sehingga terkesan kaku dan tidak akan bisa dibaca oleh segala kalangan masyarakat. Sedangkan, sebuah buku memiliki tata bahasa yang harus cocok dengan segala kalangan, lebih sederhana sehingga lebih mudah dimengerti.

Karya ilmiah biasanya dibaca oleh orang-orang tertentu seperti dosen, atau ilmuan. Saat mengubah tata bahasanya dan menulisnya secara lebih sederhana, pemula pun dapat membaca dan mengerti dengan apa yang buku tersebut akan sampaikan.

3. Komitmen dalam Menulis

Salah satu hal wajib yang dimiliki penulis adalah komitmen. Memulai saja tidak akan cukup jika tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikan buku tersebut. Kenapa? Karena menulis buku membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan menulis tesis atau disertasi. Hal ini disebabkan karena buku memiliki bab-bab yang lebih banyak dan jumlah halaman yang berbeda dengan artikel, sehingga waktu untuk mengembangkan serta mengubah tata bahasa akan menjadi salah satu alasan penambahan waktu dalam pengerjaannya.

Buatlah sebuah goals untuk mendukung komitmenmu seperti wajib menulis setiap hari sehingga tulisan itu terus berjalan. Dan yakinlah bahwa kalian bisa menerbitkan buku tersebut.

4. Mengubah Judul

Judul pada sebuah buku bagai jendela pada rumah. Jendela yang menarik membuat seseorang akan tertarik untuk mengintip dan melihat ke dalam rumah yang memiliki jendela tersebut. Sama seperti judul buku. Judul buku haruslah terkesan menarik, memiliki makna dan juga menggugah pembaca agar saat pembaca melihat judul dari buku tersebut mereka dapat merasakan sebuah ketertarikan untuk membacanya.

Judul pada sebuah karya tulis ilmiah sangat tidak cocok untuk dijadikan sebagai judul buku karena akan terkesan formal dan kaku. Itulah mengapa saat akan membuat tesis atau disertasi menjadi buku, wajib untuk mengubah judulnya agar dapat menarik pihak pembaca saat dipasarkan nantinya.

5. Melakukan Editing dan Penyuntingan

Saat selesai menulis naskah, membaca kembali dan mengedit atau melakukan revisi adalah hal yang wajib. Saat fokus menulis, terkadang ada saat kita tidak fokus dan tidak menyadari kesalahan-kesalahan kecil seperti kesalahan penulisan atau kesalahan dalam penggunaan diksi dan kesalahan lainnya.

Artiket Terkait:  6 Keuntungan Konversi KTI: Jangan Ketinggalan!

Pengeditan dan penyuntingan bertujuan agar naskah tersebut lebih nyaman dan enak saat dibaca. Dan sebuah naskah yang rapih dan minim kesalahan akan lebih mudah diterima oleh penerbit untuk diterbitkan.

6. Mengirimkan Naskah Ke Penerbit

Setelah melakukan semua tahap di atas, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mengirim naskah kepada penerbit terpercaya untuk mendapatkan lisensi terbit dan dapat dipasarkan.

Setelah melakukan segala proses dengan baik, kita bisa memilih penerbit-penerbit manapun yang sesuai bahkan bisa mengirimkan naskah kepada penerbit besar seperti Gramedia Pustaka Utama (GPU), Penerbit Erlangga, Penerbit Mizan, Penerbit Bentang Pustaka, Penerbit Kanisius, Nasmedia dan lainnya.

Perlu di garis bawahi bahwa jangan sembarangan memilih penerbit dan berakhir pada penerbit yang tidak terpercaya. Carilah penerbit yang telah memiliki lisensi serta penghargaan sehingga dapat dipercaya dan memiliki kerja yang nyata. Akan lebih baik lagi jika penerbit tersebut memiliki layanan konversi karya ilmiah agar dapat mempermudah kalian dalam mengubah tesis atau disertasi menjadi buku.

Layanan Konversi Karya Ilmiah Menjadi Buku di Nasmedia

Setelah menjadi salah satu penerbit yang dipilih sebagia penerbit terbaik oleh Perpustakaan Nasional RI pada tahun 2023, Nasmedia menjadi jasa konversi karya ilmiah menjadi buku pertama di Indonesia.

Nasmedia telah dipercayakan oleh kurang lebih 5.000 penulis di Indonesia dan telah menerbitkan kurang lebih 3.500 buku. Oleh sebab itu, Penerbit & Percetakan Nasmedia dapat di percaya dan bisa menjadi salah satu opsi yang tepat untuk mempercayakan karya ilmiah kepada layanan konversi karya ilmiah oleh Nasmedia.

Layanan ini akan mempermudah kalian saat ingin mengubah tesis atau disertasi yang dimiliki menjadi sebuah buku. tesis atau disertasi kalian akan ditangani oleh editor berpengalaman yang telah melakukan puluhan konversi buku pada bidangnya. Selain itu, tim editor Nasmedia juga akan melakukan peninjauan sebelum menerima naskah karena Nasmedia selalu menjaga standarisasi kualitas konversi tim editor. Itulah mengapa, layanan konversi karya ilmiah di Nasmedia dapat dipercaya dari segi kualitas dan kuantitasnya.

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Cahaya
Cahaya
Merupakan lulusan sarjana ilmu komunikasi Universitas Muslim Indonesia, Bekerja sebagai CS Konsultan di Penerbit Nasmedia. Jatuh cinta dengan dunia literasi dan dunia...
Artikel Terkait