Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.

Tetap Produktif Menulis di Bulan Ramadan, Berikut Langkahnya!

Daftar Isi

Pendahuluan

Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinantikan seluruh umat Islam, waktu yang membawa tantangan tersendiri dalam menjaga produktivitas, termasuk menulis.

Bulan puasa memengaruhi pola makan dan jam tidur, sehingga sering kali tingkat energi dan konsentrasi menurun. Akibatnya, tidak sedikit orang merasa lebih sulit untuk tetap fokus dan menyelesaikan tulisan dengan efektif selama menjalankan ibadah puasa.

Produktivitas menulis selama puasa bukan hanya soal mengatur waktu, tetapi juga bagaimana menjaga keseimbangan antara ibadah, kesehatan, dan pekerjaan.

Dengan memanfaatkan waktu-waktu terbaik untuk menulis, menjaga asupan nutrisi, serta mengelola energi dengan baik, proses menulis bisa tetap lancar tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Pada bulan ini, tak ayal sebagai penulis, kita sering kali dilanda mager, lemas, atau kurang bersemangat.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda,

قَيِّدُوْا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِ

Artinya: Ikatlah ilmu dengan tulisan
(HR. At-Thabrani dan Hakim dari Abdullah bin Amr)

Wahbah Zulhaili dalam Tafsir Al-Munir mengatakan bahwa seandainya tidak ada tulisan, pastilah ilmu-ilmu itu akan punah, agama tidak akan berbekas, kehidupan tidak akan baik, dan aturan tidak akan stabil.

Pemahaman inilah yang mengilhami para ulama terdahulu, sehingga karya mereka yang berupa tulisan masih dapat kita nikmati sampai sekarang ini.

Seperti perkataan Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah”.

Penjelasan tersebut dapat menjadi motivasi sekaligus pengingat bagi kita untuk tetap produktif menulis. Berikut Nasmedia rangkum tips yang membantu agar kamu tetap produktif menulis di bulan Ramadan!

Tips Tetap Produktif Menulis di Bulan Ramadan

1. Niatkan Menulis sebagai Ibadah

Menulis bisa menjadi bentuk ibadah jika diniatkan untuk berbagi ilmu dan bermanfaat bagi orang lain. Ketika menulis dengan niat yang baik, menulis bisa lebih ringan dan penuh berkah.

Artiket Terkait:  10 Kesalahan Umum dalam Mencetak Buku. Wajib Anda Tahu!

Oleh karena itu, coba kaitkan tulisan dengan nilai-nilai kebaikan, sehingga ada semangat tambahan untuk menyelesaikannya dengan maksimal.

Banyak hal yang dapat menjadi sumber inspirasi selama bulan puasa. Kamu dapat merenungkan pengalaman pribadi dan pelajaran hidup dapat menjadi bahan tulisan yang menarik dan bermakna. Dengan menyelaraskan menulis dan ibadah, produktivitas tetap bisa terjaga tanpa  terbebani.

2. Ngabuburit sambil Membaca

Menjelang waktu berbuka, biasanya tubuh mulai terasa lelah, dan konsentrasi untuk menulis bisa menurun. Salah satu cara ngabuburit yang bermanfaat dengan membaca buku, artikel, atau jurnal yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Membaca tidak hanya menjadi sumber inspirasi, tetapi juga membantu memperkaya wawasan dan gaya penulisan. Dengan begitu, saat kembali menulis, ide baru bisa muncul lebih mudah.

Membaca bisa menjadi bentuk relaksasi, terlebih kita dapat tetap produktif. Jika menulis sudah terasa berat, membaca bisa menjadi alternatif kegiatan yang tetap mendukung produktivitas.

Pilih bacaan yang ringan atau sesuai dengan minat agar tetap menikmati prosesnya. Dengan menjadikan membaca sebagai bagian dari rutinitas ngabuburit, produktivitas menulis bisa tetap terjaga tanpa terasa membebani.

3. Pilih Topik Tulisan yang Menginspirasi

Memilih topik yang menarik dan sesuai dengan minat pribadi bisa meningkatkan motivasi dalam menulis.

Jika memungkinkan, tulislah sesuatu yang berkaitan dengan Ramadan, seperti pengalaman pribadi selama menjalankan ibadah puasa.

Menulis tentang topik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari akan membuat prosesnya lebih mengalir dan menyenangkan.

Menulis sesuatu yang memiliki dampak positif bagi orang lain juga bisa menjadi motivasi tersendiri. Jika tulisan tersebut bisa memberikan manfaat bagi pembaca, maka menulis akan terasa lebih berarti.

Dengan begitu, semangat untuk tetap produktif bisa tetap terjaga meskipun dalam kondisi berpuasa.

Artiket Terkait:  Cara Asyik Mengasah Pikiran dan Suara Hati

4. Kurangi Distraksi

Salah satu tantangan menulis adalah godaan distraksi, seperti media sosial, notifikasi ponsel, atau tontonan yang menarik.

Untuk menghindarinya, buatlah lingkungan kerja yang minim gangguan dengan menonaktifkan notifikasi atau menggunakan aplikasi pemblokir distraksi. Dengan begitu, waktu menulis bisa lebih efektif dan tidak terbuang percuma.

Memilih tempat yang nyaman dan tenang juga bisa membantu meningkatkan fokus. Jika memungkinkan, ciptakan suasana yang mendukung produktivitas, misalnya dengan mendengarkan musik instrumental atau bekerja di ruang yang memiliki pencahayaan cukup.

Dengan meminimalkan gangguan, menulis bisa menjadi lebih efisien dan menyenangkan.

5. Atur Target yang Realistis

Saat puasa, penting untuk menyesuaikan target menulis dengan kondisi tubuh agar tidak merasa terbebani. Jangan memaksakan diri untuk menulis dalam jumlah yang terlalu besar jika energi tidak mendukung.

Fokuslah pada kualitas tulisan daripada kuantitas. Menetapkan target yang lebih fleksibel dan realistis, seperti menyelesaikan satu artikel dalam beberapa hari, akan lebih efektif dibandingkan memaksakan target yang terlalu tinggi.

Gunakan teknik seperti Pomodoro, yaitu menulis selama 25 menit, kemudian istirahat selama 5 menit, untuk menjaga fokus dan menghindari kelelahan.

Metode ini membantu menjaga produktivitas tanpa harus bekerja dalam waktu yang terlalu lama. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, menulis di bulan puasa tetap bisa dilakukan dengan nyaman tanpa mengorbankan kesehatan.

6. Jaga Asupan Gizi dan Hidrasi

Kesehatan yang baik sangat berpengaruh terhadap produktivitas menulis. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap bertenaga.

Pilih makanan yang kaya protein, serat, dan vitamin agar tubuh tidak mudah lemas. Hindari makanan yang terlalu manis atau berlemak karena bisa membuat tubuh cepat lelah dan mengantuk.

Artiket Terkait:  Teknik Menghindari Plagiarisme Melalui Parafrase

Selain makanan, menjaga hidrasi juga sangat penting. Minumlah cukup air saat sahur dan berbuka untuk menghindari dehidrasi, yang bisa menyebabkan sulit berkonsentrasi saat menulis.

Hindari konsumsi kafein berlebihan karena dapat meningkatkan dehidrasi. Dengan menjaga pola makan dan minum yang baik, tubuh akan tetap segar, sehingga proses menulis pun bisa berjalan lebih lancar.

Kesimpulan

Bulan Ramadan dapat menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang, tidak sedikit orang menunda pekerjaan sebab kelelahan.

Berpuasa bukan menjadi alasan untuk bermalas-malasan, meninggalkan rutinitas atau tanggung jawab sebab badan terasa lemas.

Kamu harus dapat mengatur ritme pekerjaan menulismu dengan kebiasaan baru saat tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman sepanjang hari.

Lebih dari sekadar aktivitas, menulis di bulan Ramadan bisa menjadi refleksi dan ibadah. Dengan meniatkan menulis sebagai ibadah dan tulisan sebagai sarana berbagi ilmu dan kebaikan, aktivitas ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.

Oleh karena itu, tetaplah menulis dengan penuh semangat, sesuaikan ritme dengan kondisi tubuh, dan jadikan bulan Ramadan sebagai momen yang penuh inspirasi dan keberkahan dalam berkarya.

Beberapa poin di atas dapat teman Nasmedia lakukan selama bulan Ramadan agar tetap produktif menulis. Setelah mengikuti langkah-langkah tersebut, pastikan kamu tetap produktif di bulan yang penuh berkah ini, yah!

Ingat juga, setelah menyelesaikan naskah jangan lupa untuk menerbitkannya yah! Kamu dapat berkonsultasi dengan Costumer Service Penerbit Nasmedia selama 24/7, loh!

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah
Nur Ainun Afiah, lulusan sarjana Universitas Hasanuddin. Aktif dalam bidang kepenulisan sejak 2020. Pernah menjabat Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2023, editor buku biografi Prof. Basri Hasanuddin, dan satu dari dua penulis buku Apa dan Siapa Kru identitas.
Artikel Terkait