Hikmah Wardani
Hikmah Wardani
Menekuni Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris sejak tahun 2022. Berkeinginan untuk mengembangkan kemampuan menulis dan berbagi cerita melalui kata-kata.

Banyak Penulis Hebat Gagal Terbitkan Buku: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Daftar Isi

Pendahuluan

Pernah tidak kamu menemukan tulisan di blog, wattpad, atau media sosial yang keren banget, tapi kamu heran. Kok belum jadi buku, ya?

Faktanya, banyak penulis hebat yang justru mentok di tahap penerbitan, Padahal, mereka punya ide segar, gaya bahasa enak, bahkan penggemar setia.

Jadi, kenapa banyak penulis hebat yang gagal terbitkan buku? Apa sih yang terjadi?

Yuk, kita bongkar bareng.

Mengapa Naskah Penulis Sering Ditolak Penerbit?

1.      Ide Keren, Eksekusi Berantakan

Sering kali, penulis terlalu cepat percaya diri dengan naskah pertamanya.

Padahal, tanpa editing yang mendalam, tulisan bisa penuh typo, alur terasa loncat-loncat, atau gaya bahasa terasa bertele-tele.

Editor penerbit nggak mungkin membetulkan semuanya dari nol, jadi mereka lebih memilih untuk menolak.

2.      Topik atau Pasarnya Belum Sesuai

Kalau topikmu terlalu out-of-date atau hanya menarik kelompok kecil, potensi penjualannya dianggap rendah.

Misalnya, saat tren parenting modern naik, tapi kamu menulis buku manual masak tradisional tanpa adanya sentuhan baru, peluangnya sudah pasti kecil.

Bukan salah karyamu, tapi pasar memang jadi pertimbangan utama.

3.      Ketahuan Menjiplak? Langsung Tolak!

Sekecil apa pun kesamaan dengan karya orang lain, bisa berakibat fatal. Penerbit mayor biasanya memakai software cek plagiarisme.

Naskah kamu akan otomatis ditolak apabila ada yang terdeteksi plagiarisme. Meski kamu hanya terinspirasi, jangan melewati batas wajar, ya.

4.      Asal Kirim Naskah, Langsung Ditolak

Banyak penulis menganggap remeh pedoman pengiriman.

Ada yang lupa mencantumkan sinopsis, ada yang kirim file dengan format aneh, bahkan yang asal tempel naskah di body email.

Hal kecil seperti ini bisa bikin penerbit langsung melewati naskahmu.

5.      Salah Penerbit, Salah Jalan

Penolakan sering bukan karena tulisan jelek, tapi karena salah alamat. Setiap penerbit punya spesialisasi.

Artiket Terkait:  Langkah-Langkah Mudah Untuk Menulis

Ada yang fokus di fiksi remaja, ada yang hanya terbitkan buku bisnis. Kalau kamu kirim novel fantasi ke penerbit buku agama, jelas nggak nyambung.

Selain itu, kadang-kadang penulis memilih penerbit yang sistemnya tidak sesuai dengan kemauan mereka karena kurang berhati-hati.

Bagaimana Solusi Agar Naskah Tidak Ditolak Terus-Terusan?

1.      Rapikan Dulu, Baru Kirim

Jangan buru-buru kirim naskah. Jika perlu, coba ikut kelas menulis, baca ulang karyamu, dan minta feedback dari teman yang jujur.

Kalau bisa, gunakan jasa editor agar naskah lebih rapi dan matang.

2.      Kenali Tren, Biar Naskahmu Relevan

Cari tahu apa yang sedang ramai di media sosial atau dunia penerbitan. Bukan berarti ikut-ikut tren sepenuhnya, tapi pastikan idemu relevan.

Misalnya, kalau menulis buku motivasi, pastikan sudut pandangmu berbeda dengan yang sudah ada di toko buku.

3.      Orisinalitas itu Wajib

Gunakan plagiarism-checker sebelum mengirim naskah.

Jangan sekedar meniru gaya atau konten orang lain, karena keaslian adalah nilai jual paling kuat bagi seorang penulis.

4.      Ikuti Aturan Main, Jangan Asal Gas

Luangkan waktu membaca pedoman naskah di website penerbit. Format font, margin, sinopsis, hingga biodata biasanya jadi syarat.

Hal sederhana ini bisa meningkatkan peluangmu dibanding penulis lain yang asal kirim.

5.      Cari Penerbit yang Sesuai untuk Kamu

Sebelum mengirim, lihat katalog buku mereka. Kalau penerbit sering mengeluarkan novel romansa, maka naskah nonfiksi motivasi mungkin bukan tempatnya.

Selain itu, pastikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di penerbitan buku pilihanmu sesuai dengan apa yang kamu mau.

Kalau kamu nggak mau naskah ditolak berkali-kali, penerbit indie dan penerbit mandiri, atau yang biasa disebut sebagai self-publishing bisa jadi pilihan.

Artiket Terkait:  Apakah Semua Buku Harus Punya ISBN?

Dengan sistem ini, kamu punya kendali penuh dan nggak harus menunggu “lampu hijau” dari penerbit konvensional.

Berikut ini beberapa contoh penerbit yang bisa kamu pilih untuk menerbitkan naskahmu.

Rekomendasi Penerbit yang Bisa Membantu Kamu!

 

1.      Nasmedia

Nasmedia adalah penerbit self-publishing yang fokus membantu penulis menerbitkan buku tanpa ribet.

Mulai dari editing, layout, desain cover, hak cipta hingga ISBN, semua di fasilitasi.

Penulis juga bisa memilih paket sesuai kebutuhan, jadi fleksibel untuk pemula maupun penulis berpengalaman.

Selain itu, kamu tidak perlu khawatir tentang sistem royalti, karena Nasmedia membiarkan penulis memegang 100% hasil penjualan buku dan hak cipta.

2.      Deepublish

Deepublish adalah salah satu penerbit di Indonesia yang menganut sistem penerbitan indie.

Artinya, menerbitkan buku di penerbit indie seperti Deepublish tidak akan memakan waktu lama seperti penerbit mayor.

Cocok untuk penulis yang ingin melihat karyanya segera diterbitkan tanpa perlu menunggu berbulan-bulan.

3.      Marjin Kiri

Kalau kamu ingin menerbitkan karya dengan nuansa lebih kritis, progresif dan punya nilai sosial, Marjin Kiri bisa jadi pilihan.

Marjin Kiri dikenal berani menerbitkan buku-buku yang dianggap “berat” oleh penerbit mayor.

Marjin Kiri memiliki pembaca lokal yang menghargai konten dengan pemikiran mendalam.

Penutup

Jadi, banyak naskah bagus gagal terbit bukan karena penulisnya kurang hebat, tapi karena banyak faktor lain.

Kalau ingin mengurangi risiko penolakan, self-publishing seperti Nasmedia bisa jadi pilihan cerdas.

Dengan begitu, karya yang selama ini hanya berdebu di laptop, akhirnya bisa hadir di tangan pembaca.

Share

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on telegram
Hikmah Wardani
Hikmah Wardani
Menekuni Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris sejak tahun 2022. Berkeinginan untuk mengembangkan kemampuan menulis dan berbagi cerita melalui kata-kata.
Artikel Terkait