Pendahuluan
Pernahkah kamu memperhatikan deretan angka yang tertera di bagian belakang sebuah buku?
Angka itu bukan sekadar hiasan – itulah ISBN (International Standard Book Number). Ibarat KTP bagi sebuah buku, angka ini yang membedakan satu karya dengan karya lainnya.
Banyak penulis pemula tidak menyadari betapa pentingnya angka ini. Mereka lebih fokus pada isi naskah dan desain buku, tetapi melupakan legalitas. Padahal, ini menentukan pengakuan sebuah buku di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk itu, mari kita pahami lebih lanjut Apa itu ISBN dan Bagaimana Cara Mengurusnya?
Apa itu ISBN?
ISBN (International Standard Book Number) merupakan kode identifikasi unik yang diberikan pada setiap buku yang diterbitkan. Sistem internasional mengatur kode ini dalam 13 digit angka. Nomor tersebut terbagi menjadi lima bagian, dan penulisannya dipisahkan dengan tanda hubung (-).
Contoh: 978-1911-2223-13-9.
- 978→ prefix International Standard Book Number
- 1911→ kode negara
- 2223 → kode penerbit resmi
- 13 → kode judul buku
- 9→ check digit sebagai angka validasi (angka pemeriksaan)
Angka ini bukan sekadar angka acak, melainkan kode yang menyimpan informasi penting mengenai asal-usul buku.
Fungsi
1. Identifikasi Buku
Membantu membedakan judul, edisi, dan format buku. Jika penerbit menerbitkan ulang sebuah buku dalam bentuk revisi, cetakan baru, atau terjemahan ke bahasa lain, mereka akan menggunakan ISBN yang berbeda.
2. Memudahkan Pencatatan
Dengan adanya ISBN, distribusi dan pendataan lebih mudah, sekaligus menghindari risiko kehilangan jejak penjualan. Perpustakaan, toko buku, dan distributor menggunakan angka ini untuk memasukkan data ke sistem katalog. Oleh karena itu, buku yang tidak memiliki angka ini biasanya akan sulit dilacak.
3. Standarisasi Internasional
Berlaku secara global sehingga buku dari Indonesia yang ber-ISBN tidak hanya beredar di dalam negeri, tetapi juga memiliki peluang untuk dikenal oleh pembaca dan lembaga pendidikan di seluruh dunia.
4. Alat Promosi Tak Langsung
Pembaca dan institusi biasanya menganggap buku ber-ISBN lebih kredibel dan profesional, sehingga mereka lebih tertarik untuk membacanya atau menggunakannya sebagai referensi.
Manfaat bagi Penulis
1. Memberikan Legalitas
Buku tanpa ISBN adalah buku yang tidak resmi. Perpusnas mencatat buku yang memiliki ISBN sebagai bagian dari karya literasi nasional dan mengakui keberadaannya secara resmi.
2. Melindungi Hak Cipta
Jika suatu saat sebuah buku dijiplak atau digandakan, ISBN bisa menjadi bukti kuat bahwa karya tersebut benar-benar milik seseorang. Dengan angka ini, karya lebih terlindungi secara hukum.
3. Meningkatkan Kredibilitas
Pembaca, lembaga pendidikan, dan institusi lebih mempercayai buku yang memiliki ISBN . Penerbit dapat menerbitkan ulang buku akademik seperti skripsi, tesis, dan disertasi agar dapat dijadikan referensi ilmiah.
4. Mempermudah Sitasi
Dalam dunia pendidikan, mahasiswa, dosen, dan peneliti lebih sering mengutip buku yang memiliki ISBN karena mereka menganggapnya valid dan terpercaya, serta digunakan sebagai bahan rujukan.
5. Mendukung Promosi Buku
Buku dengan ISBN lebih mudah dipromosikan ke sekolah, universitas, atau lembaga resmi karena legalitasnya jelas sehingga dapat meningkatkan citra profesional seorang penulis.
Cara Mengurus Lewat Penerbit
Di Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah satu-satunya lembaga resmi yang mengeluarkan ISBN. Namun, penulis tidak bisa mengurusnya sendiri. Hanya penerbit resmi yang terdaftar di Perpusnas yang berhak mengajukannya. Berikut tahapan untuk mengurusnya di penerbit:
1. Siapkan Naskah Final
Petugas tidak akan memproses jika naskah belum final.
2. Pilih Penerbit Resmi
Carilah penerbit mayor, indie, atau self-publishing yang sudah terdaftar di Perpusnas. Penerbit ilegal tidak akan bisa mengajukan ISBN.
3. Pengajuan
Penerbit akan mengisi data: judul buku, nama penulis, tahun terbit, jumlah halaman, dan file sampul.
4. Proses Verifikasi
Tim akan memeriksa data. Jika data sesuai, mereka akan menerbitkan ISBN . Namun, jika ada kesalahan seperti judul tidak cocok dengan sampul, atau halaman tidak sesuai, petugas dapat menolak pengajuan tersebut.
5. Pencantuman di Buku
Penerbit mencetak ISBN di halaman belakang bersama barcode agar toko buku dapat memindainya dengan mudah. Selain itu, penulis perlu mengetahui bahwa Perpusnas memberikan ISBN secara gratis. Namun, karena penulis mengajukannya melalui penerbit, penerbit biasanya menambahkan biaya administrasi dan pengelolaan.
Setiap penerbit memiliki kebijakan biaya yang berbeda. Biaya tersebut biasanya sudah termasuk paket penerbitan, mulai dari editing, layout, desain sampul, hingga pengurusan ISBN.
Penutup
ISBN berfungsi sebagai nomor identitas resmi yang mengesahkan buku agar diakui secara nasional maupun internasional. Tanpa angka ini, penulis kehilangan legalitas karyanya, kesulitan memasarkan buku, dan tidak bisa memasukkannya ke sistem distribusi resmi.
Di Indonesia, hanya penerbit yang terdaftar di Perpusnas yang dapat mengajukan ISBN. Oleh karena itu, penulis harus bekerja sama dengan penerbit resmi untuk mengurusnya. Selanjutnya, penulis menyiapkan naskah final, menyerahkan naskah tersebut kepada penerbit, lalu menunggu penerbit menerbitkannya dalam beberapa hari.
Dengan memilih penerbit yang tepat untuk mengurus ISBN, penulis dapat memastikan legalitas dan keabsahan bukunya. Tidak hanya meningkatkan kredibilitas buku, tetapi juga memperkuat kepercayaan pembaca dan lembaga resmi.